Senin, 12 Januari 2009

MIKROHIDRO

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)
Solusi Konservasi Energi Dan Konservasi Lingkungan

Oleh : Amir Sarlito Womal*)

Mahatma Gandhi mengemukakan bahwa, sumber daya alam yang ada di bumi dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia sampai dengan berkahirnya kehidupan, akan tetapi kekayaan sumber daya alam tersebut tidak akan dapat memenuhi kebutuhan satu orang manusia serakah. Ungkapan ini cukup sederhana namun mempunyai makna filosofis yang mendalam dan jika kita komparasikan dengan kondisi sekarang apa yang dapat kita simpulkan?
Tidak bisa disanggah lagi di era kini, proses eksploitasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia sering menimbulkan masalah kerusakan lingkungan sehingga menimbulkan dampak yang merugikan manusia. Khusus dalam proses eksploitasi tambang yang terkadang atau sebagian besar mengabaikan kelestarian lingkungan menyebabkan kerusakan yang membutuhkan waktu lama untuk dapat dipulihkan. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab kita semua untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan, agar generasi mendatang dapat menikmatinya.
Dalam proses konservasi tentu membutuhkan kearifan semua pihak baik pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pengusaha yang berhubungan dengan eksploitasi sumber daya alam, akademisi, LSM, maupun masyarakat. Semua elemen terkait harus mempunyai kesamaan persepsi dan program yang sinergi antara satu sama lain sehingga nantinya dalam proses konservasi lingkungan dapat berjalan dengan baik.
Di balik isu lingkungan yang menjadi perhatian seluruh Negara di dunia termasuk Amerika Serikat, Negara-negara Eropa, isu yang turut mempengaruhi fluktuasi ekonomi dunia adalah pemenuhan kebutuhan energi. Tidak bisa disanggah lagi kalau di era kini, segala aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat ketergantungan kepada ketersediaan energi. Hampir di semua sektor kegiatan, energi menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di negara tersebut.
Sebut saja negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, bahkan Korea . Ketersediaan energi di negara-negara tersebut sangat memadai untuk melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa diandalkan untuk pembangunan bangsa dan negaranya. Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan factor kelestarian lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat mahluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak lingkungan hidup, sama saja dengan mencelakakan diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan sangat berkaitan dengan negara lain, karena kita tinggal di bumi yang sama. Sebab itu pula setiap negara sangat berkewajiban untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mencegah hal-hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti pemanasan global, saat kini sudah mulai dirasakan di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, permukaan air laut naik, yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan iklim, yang kini sudah terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini. Kesemua itu karena lingkungan tempat manusia dan mahluk hidup lainnya sudah tercemar dan rusak. Bahkan menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global. Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia, adalah terjadinya hujan asam.
Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh, adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari pembakaran bakar fosil yang berlebih juga dapat memberi dampak buruk bagi kelestarian lingkungan. Dimana saat ini kondisi lingkungan terutama di kota-kota besar menunjukkan penurunan secara kualitatif. Hal ini terlihat melalui beberapa fakta yang ada di antaranya temperatur bumi yang terus meningkat rata-rata 0,6o C per tahun, meningkatnya muka air laut yang mencapai 0,8-3 mm per tahun, berkurangnya ruang terbuka hijau digantikan dengan bangunan dan perumahan, tingkat polusi udara yang telah melewati ambang batas, dan sebagainya.
Jika dikalkulasikan cadangan minyak bumi yang tersisa saat ini diperkirakan berkisar 9 milyar barel, dengan tingkat produksi rata-rata 0,5 milyar barel pertahun, maka cadangan tersebut akan habis dalam waktu 18 tahun mendatang. Kemudian cadangan batu bara Indonesia hanya tinggal 57 milyar ton dan merupakan cadangan yang sudah diekplorasi sekitar 19,3 miliar ton, dengan kapasitas produksi sebesar 131,72 juta ton per tahun. Maka jika tidak ada eklporasi, cadangan tersebut akan dapat dimanfaatkan dalam waktu 147 tahun mendatang. Jika kita menilik pasokan energi berbahan bakar fosil yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak maka pasokan tersebut tidak akan cukup untuk menutupi kebutuhan generasi-generasi di masa yang akan datang.
Mengamati peristiwa demi peristiwa yang terjadi akibat adanya pemanfaatan energi fosil terus-menerus namun tidak didukung dengan pasokan yang memadai dan akibatnya akan memberi dampak negatif terhadap kelangsungan lingkungan. Oleh karena itu sudah saatnya untuk memikirkan pemanfaatan sumber energi terbarukan sebagai sebuah upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil demi menyelamatkan lingkungan dari pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari pemakaian bahan bakar fosil serta untuk meningkatkan kesejahteraan manusia pada umumnya dan menjaga agar lingkungan dapat memberikan daya dukungnya bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai solusi konservasi energi dan konservasi Lingkungan
Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil (bisa mencapai beberapa ratus kW). Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro (dibandingkan dengan PLTA skala besar) berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal tanah yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mikrohidro cocok diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau listrik dari PT PLN. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5 m bisa dihasilkan listrik 400 W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional diperkirakan mencapai 7.500 MW, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW. Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun mikrohidro patut dipertimbangkan untuk memperluas jangkauan listrik di seluruh pelosok nusantara.
Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ‘Head’) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya.
Melihat kondisi bangsa kita dimana dalam pengadaaan energi listrik masih terdapat pedesaan-pedesaan yang secara geografis merupakan daerah yang termasuk dalam sentral pengembangan pembangunan, namun pada kenyataannya di pedesaan tersebut belum mendapatkan listrik untuk menerangi aktivitas mereka. Selain itu juga terdapat beberapa desa yang di wilayah tersebut terdapat proyek PLTA untuk mengaliri listrik ke kota-kota besar dengan keuntungan per harinya sebesar Rp. 5 Milyar, akan tetapi sungguh miris sekali karena di desa tersebut sama sekali belum mendapat listrik.
Menanggapi hal tersebut, alangkah bijaknya jika para ilmuwan tidak lagi membicarakan berapa banyak pasokan minyak bumi yang masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan khalayak, karena tidak lama lagi pasokan energi tersebut akan habis. Dan sudah saatnya kita beralih ke energi terbarukan dimana produk yang dihasilkan lebih besifat ramah terhadap lingkungan sehingga dalam kerangka konservasi lingkungan pengembangan PLTMH sangat mendukung, selain itu juga pengadaan sumber energinya yang mudah didapat dan mudah dijangkau.
Sebagai ilustrasi sederhana dalam konsep pembangunan PLTMH sebagai sumber energi dan konservasi lingkungan yaitu PLTMH memanfaatkan aliran dan jatuhan air dan sumber kantong air adalah hutan, sehingga dengan membangun PLTMH serta menjaga kondisinya tetap stabil maka kestabilan aliran air juga harus dijaga dalam hal ini tentu hutan sebagai sumber air perlu dipertahankan kelestrariannya. Masyarakat sebagai pengguna PLTMH harus memahami bahwa plihannya cukup sederhana menjaga kelestarian hutan berarti air terus mengalir dan listrik dari PLTMH terus mereka nikmati atau sebaliknya….!
PLTMH di Indonesia saat ini sedang gencar untuk dikembangkan selain murah dan ramah lingkungan, teknologinya dapat dikuasai karena tidak membutuhkan aplikasi teknologi yang rumit. Untuk pengembangan PLTMH di daerah – daerah saat ini ada beberapa Departemen / Institusi yang dapat membantu Daerah dalam proses pengembangan yaitu : Kementrian ESDM, PU, PDT, Pertanian, Kehutanan, Lingkungan Hidup, PT PLN, LIPI, IMIDAP, MHPP serta institusi lain yang bergerak dalam konservasi lingkungan.
Masalah energi dan lingkungan memang bukan persoalan sederhana bahwa di satu sisi energi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan yang bersumber dari bahan bakar fosil merupakan sumber utama akan tetapi dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang ditimbulkan, saatnya untuk kita mencari sumber lain yang ramah lingkungan yang salah satunya adalah PLTMH. Ungkapan Mahatma Gandhi perlu kita renungkan bahwa apakan kita akan menjadi manusia serakah dengan menggunakan bahan bakar fosil yang merusak lingkungan atau kita menjadi manusia bijak dengan menggunakan sumber daya alam dengan tidak merusaknya.
*) Mahasiswa PPs Magister Sistem Teknik
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Konsentrasi Mikrohidro (Energi Terbarukan).