Perhelatan lima tahunan (baca : PEMILU) selalu memuculkan riak-riak dan cerita menarik yang terkadang kelihatan lucu bagi masyarakat umum. Saling menghujat, mengklaim akan kesuksesan dalam membangun bangsa, dan cara-cara lain untuk untuk menarik simpati rakyat mereka pertotonkan. Sungguh suatu yang menjenuhkan, berita telivisi, koran dan media lainnya semua mengupas perkembangan perhelatan lima tahunan ini.
Kita tentu dapat melihat begitu giatnya para elit untuk saling melobi satu sama lain untuk membentuk yang mereka namakan koalisi yang sesungguhnya hanya untuk mencapai tujuan mereka yaitu mencapai KEKUASAAN. Tidak jarang ungkapan atas nama rakyat, atas nama umat, atas nama demokrasi mereka kumandangkan padahal jika meniliki dari lakon mereka sesungguhnya yang mereka perjuangkan pasca PEMILU Legislatif adalah kepentingan pragmatis dari kelompok mereka dengan mengabaikan suara-suara konstituen pemilih yang menggantungkan harapan pada pilihannya. Sungguh naif tentunya melihat elit-elit bangsa yang dengan tanpa beban berkata bahwa ini demi umat...! Ini demi rakyat...! Pertanyaanya adalah umat mana dan rakyat mana yang mereka perjuangkan? Bingung....???
Saya juga bingung saudara-saudaraku!!!
Koalisi yang notabene dibentuk atas dasar kesamaan platform menjadi bahasa sehari-hari yang diungkapkan para elit sehingga bagi rakyat kecil apakah PLATFORM itu sejenis harapan baru bagi jawaban masalah kemiskinan yang menggerogoti kehidupan mereka? Tentunya harapan ini tinggal fatamorgana di tengah panasnya gurun luas.
Ah... kasihan bangsa ini dan jutaan rakyat Indonesia yang terjebak di tengah lakon para elit yang sepertinya sudah terbiasa menjual dan menjajakan idealisme mereka, sehingga tentunya bukan hal buruk bagi mereka jika dikatakn PELACUR POLITIK kelas TERI.
Anggapan di atas bukan tanpa alasan tentunya karena kita melihat, bagaimana komunikasi yang bangun para elite hanya dibanguan atas kesamaan tujuan untuk berkuasa dan bagi-bagi jatah kursi kekuasaan dengan mengabaikan rakyat. Hari ini menyatakan mendukung A dan besok ketika ada tawaran menarik kemudian mendukung B, C, D dan seterusnya bahkan mungkin sampai urutan abjad dihabiskan. Moral dan nurani mereka sesungguhnya dimana? Apakah para elit tidak merasakan dan melihat bahwa rakyat tidak butuh manuver-manuver politik akan tetapi mereka butuh kepastian akan jaminan bagi kelangsungan hidup mereka, mengepulkan asap dapur mereka setiap hari, menyekolahkan anak serta penghidupan yang layak mereka?
Rakyat...! Rakyat...! Rakyat...!
Kata apa yang tepat buat para elit bangsa ini?
Buta? Tuli?
Ungkapan apa yang layak buat mereka?
Saatnya kita menggugat.....!!!
Mengenai Saya
Jumat, 15 Mei 2009
Senin, 12 Januari 2009
MIKROHIDRO
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)
Solusi Konservasi Energi Dan Konservasi Lingkungan
Oleh : Amir Sarlito Womal*)
Mahatma Gandhi mengemukakan bahwa, sumber daya alam yang ada di bumi dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia sampai dengan berkahirnya kehidupan, akan tetapi kekayaan sumber daya alam tersebut tidak akan dapat memenuhi kebutuhan satu orang manusia serakah. Ungkapan ini cukup sederhana namun mempunyai makna filosofis yang mendalam dan jika kita komparasikan dengan kondisi sekarang apa yang dapat kita simpulkan?
Tidak bisa disanggah lagi di era kini, proses eksploitasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia sering menimbulkan masalah kerusakan lingkungan sehingga menimbulkan dampak yang merugikan manusia. Khusus dalam proses eksploitasi tambang yang terkadang atau sebagian besar mengabaikan kelestarian lingkungan menyebabkan kerusakan yang membutuhkan waktu lama untuk dapat dipulihkan. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab kita semua untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan, agar generasi mendatang dapat menikmatinya.
Dalam proses konservasi tentu membutuhkan kearifan semua pihak baik pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pengusaha yang berhubungan dengan eksploitasi sumber daya alam, akademisi, LSM, maupun masyarakat. Semua elemen terkait harus mempunyai kesamaan persepsi dan program yang sinergi antara satu sama lain sehingga nantinya dalam proses konservasi lingkungan dapat berjalan dengan baik.
Di balik isu lingkungan yang menjadi perhatian seluruh Negara di dunia termasuk Amerika Serikat, Negara-negara Eropa, isu yang turut mempengaruhi fluktuasi ekonomi dunia adalah pemenuhan kebutuhan energi. Tidak bisa disanggah lagi kalau di era kini, segala aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat ketergantungan kepada ketersediaan energi. Hampir di semua sektor kegiatan, energi menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di negara tersebut.
Sebut saja negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, bahkan Korea . Ketersediaan energi di negara-negara tersebut sangat memadai untuk melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa diandalkan untuk pembangunan bangsa dan negaranya. Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan factor kelestarian lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat mahluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak lingkungan hidup, sama saja dengan mencelakakan diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan sangat berkaitan dengan negara lain, karena kita tinggal di bumi yang sama. Sebab itu pula setiap negara sangat berkewajiban untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mencegah hal-hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti pemanasan global, saat kini sudah mulai dirasakan di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, permukaan air laut naik, yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan iklim, yang kini sudah terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini. Kesemua itu karena lingkungan tempat manusia dan mahluk hidup lainnya sudah tercemar dan rusak. Bahkan menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global. Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia, adalah terjadinya hujan asam.
Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh, adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari pembakaran bakar fosil yang berlebih juga dapat memberi dampak buruk bagi kelestarian lingkungan. Dimana saat ini kondisi lingkungan terutama di kota-kota besar menunjukkan penurunan secara kualitatif. Hal ini terlihat melalui beberapa fakta yang ada di antaranya temperatur bumi yang terus meningkat rata-rata 0,6o C per tahun, meningkatnya muka air laut yang mencapai 0,8-3 mm per tahun, berkurangnya ruang terbuka hijau digantikan dengan bangunan dan perumahan, tingkat polusi udara yang telah melewati ambang batas, dan sebagainya.
Jika dikalkulasikan cadangan minyak bumi yang tersisa saat ini diperkirakan berkisar 9 milyar barel, dengan tingkat produksi rata-rata 0,5 milyar barel pertahun, maka cadangan tersebut akan habis dalam waktu 18 tahun mendatang. Kemudian cadangan batu bara Indonesia hanya tinggal 57 milyar ton dan merupakan cadangan yang sudah diekplorasi sekitar 19,3 miliar ton, dengan kapasitas produksi sebesar 131,72 juta ton per tahun. Maka jika tidak ada eklporasi, cadangan tersebut akan dapat dimanfaatkan dalam waktu 147 tahun mendatang. Jika kita menilik pasokan energi berbahan bakar fosil yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak maka pasokan tersebut tidak akan cukup untuk menutupi kebutuhan generasi-generasi di masa yang akan datang.
Mengamati peristiwa demi peristiwa yang terjadi akibat adanya pemanfaatan energi fosil terus-menerus namun tidak didukung dengan pasokan yang memadai dan akibatnya akan memberi dampak negatif terhadap kelangsungan lingkungan. Oleh karena itu sudah saatnya untuk memikirkan pemanfaatan sumber energi terbarukan sebagai sebuah upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil demi menyelamatkan lingkungan dari pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari pemakaian bahan bakar fosil serta untuk meningkatkan kesejahteraan manusia pada umumnya dan menjaga agar lingkungan dapat memberikan daya dukungnya bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai solusi konservasi energi dan konservasi Lingkungan
Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil (bisa mencapai beberapa ratus kW). Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro (dibandingkan dengan PLTA skala besar) berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal tanah yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mikrohidro cocok diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau listrik dari PT PLN. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5 m bisa dihasilkan listrik 400 W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional diperkirakan mencapai 7.500 MW, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW. Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun mikrohidro patut dipertimbangkan untuk memperluas jangkauan listrik di seluruh pelosok nusantara.
Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ‘Head’) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya.
Melihat kondisi bangsa kita dimana dalam pengadaaan energi listrik masih terdapat pedesaan-pedesaan yang secara geografis merupakan daerah yang termasuk dalam sentral pengembangan pembangunan, namun pada kenyataannya di pedesaan tersebut belum mendapatkan listrik untuk menerangi aktivitas mereka. Selain itu juga terdapat beberapa desa yang di wilayah tersebut terdapat proyek PLTA untuk mengaliri listrik ke kota-kota besar dengan keuntungan per harinya sebesar Rp. 5 Milyar, akan tetapi sungguh miris sekali karena di desa tersebut sama sekali belum mendapat listrik.
Menanggapi hal tersebut, alangkah bijaknya jika para ilmuwan tidak lagi membicarakan berapa banyak pasokan minyak bumi yang masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan khalayak, karena tidak lama lagi pasokan energi tersebut akan habis. Dan sudah saatnya kita beralih ke energi terbarukan dimana produk yang dihasilkan lebih besifat ramah terhadap lingkungan sehingga dalam kerangka konservasi lingkungan pengembangan PLTMH sangat mendukung, selain itu juga pengadaan sumber energinya yang mudah didapat dan mudah dijangkau.
Sebagai ilustrasi sederhana dalam konsep pembangunan PLTMH sebagai sumber energi dan konservasi lingkungan yaitu PLTMH memanfaatkan aliran dan jatuhan air dan sumber kantong air adalah hutan, sehingga dengan membangun PLTMH serta menjaga kondisinya tetap stabil maka kestabilan aliran air juga harus dijaga dalam hal ini tentu hutan sebagai sumber air perlu dipertahankan kelestrariannya. Masyarakat sebagai pengguna PLTMH harus memahami bahwa plihannya cukup sederhana menjaga kelestarian hutan berarti air terus mengalir dan listrik dari PLTMH terus mereka nikmati atau sebaliknya….!
PLTMH di Indonesia saat ini sedang gencar untuk dikembangkan selain murah dan ramah lingkungan, teknologinya dapat dikuasai karena tidak membutuhkan aplikasi teknologi yang rumit. Untuk pengembangan PLTMH di daerah – daerah saat ini ada beberapa Departemen / Institusi yang dapat membantu Daerah dalam proses pengembangan yaitu : Kementrian ESDM, PU, PDT, Pertanian, Kehutanan, Lingkungan Hidup, PT PLN, LIPI, IMIDAP, MHPP serta institusi lain yang bergerak dalam konservasi lingkungan.
Masalah energi dan lingkungan memang bukan persoalan sederhana bahwa di satu sisi energi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan yang bersumber dari bahan bakar fosil merupakan sumber utama akan tetapi dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang ditimbulkan, saatnya untuk kita mencari sumber lain yang ramah lingkungan yang salah satunya adalah PLTMH. Ungkapan Mahatma Gandhi perlu kita renungkan bahwa apakan kita akan menjadi manusia serakah dengan menggunakan bahan bakar fosil yang merusak lingkungan atau kita menjadi manusia bijak dengan menggunakan sumber daya alam dengan tidak merusaknya.
*) Mahasiswa PPs Magister Sistem Teknik
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Konsentrasi Mikrohidro (Energi Terbarukan).
Solusi Konservasi Energi Dan Konservasi Lingkungan
Oleh : Amir Sarlito Womal*)
Mahatma Gandhi mengemukakan bahwa, sumber daya alam yang ada di bumi dapat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan manusia sampai dengan berkahirnya kehidupan, akan tetapi kekayaan sumber daya alam tersebut tidak akan dapat memenuhi kebutuhan satu orang manusia serakah. Ungkapan ini cukup sederhana namun mempunyai makna filosofis yang mendalam dan jika kita komparasikan dengan kondisi sekarang apa yang dapat kita simpulkan?
Tidak bisa disanggah lagi di era kini, proses eksploitasi sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia sering menimbulkan masalah kerusakan lingkungan sehingga menimbulkan dampak yang merugikan manusia. Khusus dalam proses eksploitasi tambang yang terkadang atau sebagian besar mengabaikan kelestarian lingkungan menyebabkan kerusakan yang membutuhkan waktu lama untuk dapat dipulihkan. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab kita semua untuk dapat menjaga kelestarian lingkungan, agar generasi mendatang dapat menikmatinya.
Dalam proses konservasi tentu membutuhkan kearifan semua pihak baik pemerintah sebagai pembuat kebijakan, pengusaha yang berhubungan dengan eksploitasi sumber daya alam, akademisi, LSM, maupun masyarakat. Semua elemen terkait harus mempunyai kesamaan persepsi dan program yang sinergi antara satu sama lain sehingga nantinya dalam proses konservasi lingkungan dapat berjalan dengan baik.
Di balik isu lingkungan yang menjadi perhatian seluruh Negara di dunia termasuk Amerika Serikat, Negara-negara Eropa, isu yang turut mempengaruhi fluktuasi ekonomi dunia adalah pemenuhan kebutuhan energi. Tidak bisa disanggah lagi kalau di era kini, segala aktivitas yang dilakukan masyarakat modern sangat ketergantungan kepada ketersediaan energi. Hampir di semua sektor kegiatan, energi menjadi kebutuhan pokok yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Oleh karena itu, kemajuan suatu negara akan sangat terkait dengan kecukupan ketersediaan energi di negara tersebut.
Sebut saja negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya, bahkan Korea . Ketersediaan energi di negara-negara tersebut sangat memadai untuk melakukan kegiatan di berbagai bidang yang bisa diandalkan untuk pembangunan bangsa dan negaranya. Namun dalam pengadaan energi tentu saja harus memperhatikan factor kelestarian lingkungan hidup. Karena lingkungan tempat mahluk hidup ini bernaung tidak kalah pentingnya dari kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Merusak lingkungan hidup, sama saja dengan mencelakakan diri sendiri. Lingkungan hidup suatu negara akan sangat berkaitan dengan negara lain, karena kita tinggal di bumi yang sama. Sebab itu pula setiap negara sangat berkewajiban untuk sungguh-sungguh memperhatikan dan mencegah hal-hal yang bisa menjadi penyebab kerusakan lingkungan hidup.
Dampak kerusakan lingkungan hidup seperti pemanasan global, saat kini sudah mulai dirasakan di berbagai belahan bumi ini. Seperti terjadinya peningkatan suhu udara, permukaan air laut naik, yang bisa menenggelamkan pulau-pulau kecil, dan daratan di sekitar pantai, terjadinya perubahan iklim, yang kini sudah terjadi di beberapa tempat termasuk di negeri ini. Kesemua itu karena lingkungan tempat manusia dan mahluk hidup lainnya sudah tercemar dan rusak. Bahkan menurut sumber-sumber yang bisa dipercaya, keganasan topan yang akhir-akhir ini suka melanda salah satu bagian di daratan Amerika, diprediksi oleh para ahli sebagai efek dari pemanasan global. Ancaman lain yang tidak kalah bahayanya bagi kehidupan manusia, adalah terjadinya hujan asam.
Penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup secara menyeluruh, adalah polusi yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, seperti batubara, bahan bakar minyak, dan gas alam secara besar-besaran. Dari pembakaran bakar fosil yang berlebih juga dapat memberi dampak buruk bagi kelestarian lingkungan. Dimana saat ini kondisi lingkungan terutama di kota-kota besar menunjukkan penurunan secara kualitatif. Hal ini terlihat melalui beberapa fakta yang ada di antaranya temperatur bumi yang terus meningkat rata-rata 0,6o C per tahun, meningkatnya muka air laut yang mencapai 0,8-3 mm per tahun, berkurangnya ruang terbuka hijau digantikan dengan bangunan dan perumahan, tingkat polusi udara yang telah melewati ambang batas, dan sebagainya.
Jika dikalkulasikan cadangan minyak bumi yang tersisa saat ini diperkirakan berkisar 9 milyar barel, dengan tingkat produksi rata-rata 0,5 milyar barel pertahun, maka cadangan tersebut akan habis dalam waktu 18 tahun mendatang. Kemudian cadangan batu bara Indonesia hanya tinggal 57 milyar ton dan merupakan cadangan yang sudah diekplorasi sekitar 19,3 miliar ton, dengan kapasitas produksi sebesar 131,72 juta ton per tahun. Maka jika tidak ada eklporasi, cadangan tersebut akan dapat dimanfaatkan dalam waktu 147 tahun mendatang. Jika kita menilik pasokan energi berbahan bakar fosil yang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak maka pasokan tersebut tidak akan cukup untuk menutupi kebutuhan generasi-generasi di masa yang akan datang.
Mengamati peristiwa demi peristiwa yang terjadi akibat adanya pemanfaatan energi fosil terus-menerus namun tidak didukung dengan pasokan yang memadai dan akibatnya akan memberi dampak negatif terhadap kelangsungan lingkungan. Oleh karena itu sudah saatnya untuk memikirkan pemanfaatan sumber energi terbarukan sebagai sebuah upaya mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil demi menyelamatkan lingkungan dari pencemaran lingkungan yang diakibatkan dari pemakaian bahan bakar fosil serta untuk meningkatkan kesejahteraan manusia pada umumnya dan menjaga agar lingkungan dapat memberikan daya dukungnya bagi kelangsungan pembangunan di Indonesia.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebagai solusi konservasi energi dan konservasi Lingkungan
Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil (bisa mencapai beberapa ratus kW). Relatif kecilnya energi yang dihasilkan mikrohidro (dibandingkan dengan PLTA skala besar) berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal tanah yang diperlukan guna instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal tersebut merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Mikrohidro cocok diterapkan di pedesaan yang belum terjangkau listrik dari PT PLN. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Energi tersebut dimanfaatkan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator listrik. Mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu besar, misalnya dengan ketinggian air 2,5 m bisa dihasilkan listrik 400 W. Potensi pemanfaatan mikrohidro secara nasional diperkirakan mencapai 7.500 MW, sedangkan yang dimanfaatkan saat ini baru sekitar 600 MW. Meski potensi energinya tidak terlalu besar, namun mikrohidro patut dipertimbangkan untuk memperluas jangkauan listrik di seluruh pelosok nusantara.
Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh (biasa disebut ‘Head’) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem itu sendiri dalam bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya.
Melihat kondisi bangsa kita dimana dalam pengadaaan energi listrik masih terdapat pedesaan-pedesaan yang secara geografis merupakan daerah yang termasuk dalam sentral pengembangan pembangunan, namun pada kenyataannya di pedesaan tersebut belum mendapatkan listrik untuk menerangi aktivitas mereka. Selain itu juga terdapat beberapa desa yang di wilayah tersebut terdapat proyek PLTA untuk mengaliri listrik ke kota-kota besar dengan keuntungan per harinya sebesar Rp. 5 Milyar, akan tetapi sungguh miris sekali karena di desa tersebut sama sekali belum mendapat listrik.
Menanggapi hal tersebut, alangkah bijaknya jika para ilmuwan tidak lagi membicarakan berapa banyak pasokan minyak bumi yang masih tersedia untuk memenuhi kebutuhan khalayak, karena tidak lama lagi pasokan energi tersebut akan habis. Dan sudah saatnya kita beralih ke energi terbarukan dimana produk yang dihasilkan lebih besifat ramah terhadap lingkungan sehingga dalam kerangka konservasi lingkungan pengembangan PLTMH sangat mendukung, selain itu juga pengadaan sumber energinya yang mudah didapat dan mudah dijangkau.
Sebagai ilustrasi sederhana dalam konsep pembangunan PLTMH sebagai sumber energi dan konservasi lingkungan yaitu PLTMH memanfaatkan aliran dan jatuhan air dan sumber kantong air adalah hutan, sehingga dengan membangun PLTMH serta menjaga kondisinya tetap stabil maka kestabilan aliran air juga harus dijaga dalam hal ini tentu hutan sebagai sumber air perlu dipertahankan kelestrariannya. Masyarakat sebagai pengguna PLTMH harus memahami bahwa plihannya cukup sederhana menjaga kelestarian hutan berarti air terus mengalir dan listrik dari PLTMH terus mereka nikmati atau sebaliknya….!
PLTMH di Indonesia saat ini sedang gencar untuk dikembangkan selain murah dan ramah lingkungan, teknologinya dapat dikuasai karena tidak membutuhkan aplikasi teknologi yang rumit. Untuk pengembangan PLTMH di daerah – daerah saat ini ada beberapa Departemen / Institusi yang dapat membantu Daerah dalam proses pengembangan yaitu : Kementrian ESDM, PU, PDT, Pertanian, Kehutanan, Lingkungan Hidup, PT PLN, LIPI, IMIDAP, MHPP serta institusi lain yang bergerak dalam konservasi lingkungan.
Masalah energi dan lingkungan memang bukan persoalan sederhana bahwa di satu sisi energi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dan yang bersumber dari bahan bakar fosil merupakan sumber utama akan tetapi dengan mempertimbangkan dampak lingkungan yang ditimbulkan, saatnya untuk kita mencari sumber lain yang ramah lingkungan yang salah satunya adalah PLTMH. Ungkapan Mahatma Gandhi perlu kita renungkan bahwa apakan kita akan menjadi manusia serakah dengan menggunakan bahan bakar fosil yang merusak lingkungan atau kita menjadi manusia bijak dengan menggunakan sumber daya alam dengan tidak merusaknya.
*) Mahasiswa PPs Magister Sistem Teknik
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Konsentrasi Mikrohidro (Energi Terbarukan).
Rabu, 24 Desember 2008
Komunikasi Efektif Membangun NETWORK
KOMUNIKASI EFEKTIF MEMBANGUN NETWORKING
By : AS. WOMAl, MST-FT-UGM, Yogyakarta.
Pergeseran nilai – nilai dalam tatanan kehidupan manusia telah membawa kita pada suatu era atau masa yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan bertindak bagi setiap orang. Hal ini menjadi penting karena apabila kita tidak siap untuk menghadapi kondisi perubahan yang ada maka kita hanya akan menjadi penonton ditengah persaingan kehidupan yang semakin terbuka. Ketidaksiapan seseorang dalam menghadapi era globalisasi akan mejadikannya sebagai pribadi yang pesimistis dimana dalam melihat perubahan yang terjadi akan melihatnya sebagai sebuah malapetaka dan harus dihindari sementara kondisi hal ini tidak mungkin dilakukan sehingga akan menciptakan manusia-manusia yang tanpa tujuan.
Jika kita mempunyai sebuah kesiapan dalam menghadapi tantangan globalisasi maka dalam pemikiran kita yang harus dimunculkan adalah sikap optimisme bahwa dibalik semua itu ada banyak peluang yang bisa kita raih. Untuk mewujudkan hal tersebut maka network atau networking sangat memegang peranan penting karena dengan memiliki jaringan kerja atau dalam istilah kolega kita bias memperoleh berbagai informasi baik seputar perkembangan ataupun peluang – peluang yang bias diraih.
Sebuah networking dapat dibangun dengan kemampuan penguasaan komunikasi yang efektif. Dari berbagai referensi dijelaskan bahwa Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, baik verbal maupun non-verbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh, dan ungkapan emosi.
Menurut Thomas Leech dalam bukunya Say it like Shakepeare, ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: (1) Pengirim pesan (sender), (2) Pesan yang dikirimkan (message), (3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), (4) Penerima pesan (receiver), (5) Umpan balik (feedback). Leech menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu pentingmya, banyak orang menghabiskan waktunya untuk melakukan,paling tidak,salah satu keempat keterampilan itu.
Penulis lain, seperti Stephen Covey, bahkan mengatakan bahwa komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan kita. Ia mengibaratkan komunikasi itu layaknya bernapas yang sudah secara otomatis kita lakukan setiap hari. Akibatnya, kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukan komunikasi itu dangan efektif: bagaimana membaca dan menulis efektif, dan bagaimana mendengar dan berbicara dengan efektif. Kita terkadang lebih banyak berbicara daripada mendengar, padahal mulut kita hanya satu dan telinga kita ada dua yang berarti kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat.
Selanjutnya Covey mengemukakan bahwa ada lima fondasi untuk mebangun komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Berusaha benar-benar mengerti orang lain
2. Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar; melanggar janji adalah penarikan yang besar
3. Menjelaskan harapan Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.
4. Meminta maaf tulus ketika Anda membuat penarikan
5. Memperlihatkan integritas pribadi.
Setelah kita memiliki 5 (lima) fondasi komunikasi efektif tersebut di atas selanjutnya kita juga harus memperhatikan yang oleh pakar ilmu komunikasi menyatakannya sebagai “hukum’. ”. Ada lima hukum komunikasi yang efektif yang terangkum dalam kata REACH:
Hukum 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai sebuah kebutuhan (bukan harapan atau keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah sustu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap invidu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang terdapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
Hukum 2: Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan dan mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti: “Seek First to Understand –understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust”, kata Covey. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinerja dengan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Olehkarena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membentuk kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan , kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan berikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang posotif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengar saran, masukan, apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
Hukum 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Hukum 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan trasparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan menimbulkan sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
Hukum 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum yang pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian:
a. Sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude);
b. Sikap menghargai;
c. Mau mendengar dan menerima kritik;
d. Tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain;
e. Berani mengakui kesalahan;
f. Rela memaafkan;
g. Lemah lembut dan penuh pengendalian diri;
h. Mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan menguatkan.
Beberapa kiat sukses berkomunikasi:
1. Kenali dengan baik siapa lawan bicara kita.
2. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar. Bersikaplah secara seimbang:
Berbicara dan mendengar sesuai kebutuhan. Ada nasihat menarik: “Diciptakannya dua telinga dan satu mulut pada diri kita adalah agar kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara”.
3. Jangan merasa (dan menampakkan) bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara kita.
4. Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.
a. Apa saja kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki.
b. Apa saja kelemahan dan kekurangan Anda yang Anda rasa cukup mengganggu komunikasi.
c. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi kekurangan diri Anda.
Pertanyaan: Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita secara apa adanya? Ada beberapa kiat lagi untuk bisa menerima diri sendiri apa adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
• Hargai diri sendiri. Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda segalanya.
• Hargai upaya yang sudah kita lakukan.
Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat dan upaya yang telah kita lakukan.
• Tentukan tujuan hidup kita. Sebagai aktivis organisasi atau pemimpin suatu kelompok, tentukan tujuan aktivis Anda. Ingin menjadi pemimpin yang berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya.
• Berfikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur, persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
• Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan tugas sampai tujuan tercapai.
• Kendalikan perasaan
• Tidak mudah marah
• Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
• Tidak mudah terpengaruh keadaan sesaat
Jadi, pada prinsipnya sebuah network/networking akan terbangun dan berkembang dengan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif. Penerapan komunikasi yang efektif dan terabngunnya networking akan menciptakan pribadi yang kokoh dan siap untuk menyongsong globalisasi serta menciptakan peluang-peluang dibalik semua tantangan yang ada.
By : AS. WOMAl, MST-FT-UGM, Yogyakarta.
Pergeseran nilai – nilai dalam tatanan kehidupan manusia telah membawa kita pada suatu era atau masa yang membutuhkan keluwesan dalam berpikir dan bertindak bagi setiap orang. Hal ini menjadi penting karena apabila kita tidak siap untuk menghadapi kondisi perubahan yang ada maka kita hanya akan menjadi penonton ditengah persaingan kehidupan yang semakin terbuka. Ketidaksiapan seseorang dalam menghadapi era globalisasi akan mejadikannya sebagai pribadi yang pesimistis dimana dalam melihat perubahan yang terjadi akan melihatnya sebagai sebuah malapetaka dan harus dihindari sementara kondisi hal ini tidak mungkin dilakukan sehingga akan menciptakan manusia-manusia yang tanpa tujuan.
Jika kita mempunyai sebuah kesiapan dalam menghadapi tantangan globalisasi maka dalam pemikiran kita yang harus dimunculkan adalah sikap optimisme bahwa dibalik semua itu ada banyak peluang yang bisa kita raih. Untuk mewujudkan hal tersebut maka network atau networking sangat memegang peranan penting karena dengan memiliki jaringan kerja atau dalam istilah kolega kita bias memperoleh berbagai informasi baik seputar perkembangan ataupun peluang – peluang yang bias diraih.
Sebuah networking dapat dibangun dengan kemampuan penguasaan komunikasi yang efektif. Dari berbagai referensi dijelaskan bahwa Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, baik verbal maupun non-verbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh, dan ungkapan emosi.
Menurut Thomas Leech dalam bukunya Say it like Shakepeare, ada lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: (1) Pengirim pesan (sender), (2) Pesan yang dikirimkan (message), (3) Bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), (4) Penerima pesan (receiver), (5) Umpan balik (feedback). Leech menambahkan, bahwa untuk membangun komunikasi yang efektif, setidaknya kita harus menguasai empat keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu membaca-menulis (bahasa tulisan) dan mendengar-berbicara (bahasa lisan). Begitu pentingmya, banyak orang menghabiskan waktunya untuk melakukan,paling tidak,salah satu keempat keterampilan itu.
Penulis lain, seperti Stephen Covey, bahkan mengatakan bahwa komunikasi merupakan keterampilan yang paling penting dalam kehidupan kita. Ia mengibaratkan komunikasi itu layaknya bernapas yang sudah secara otomatis kita lakukan setiap hari. Akibatnya, kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukan komunikasi itu dangan efektif: bagaimana membaca dan menulis efektif, dan bagaimana mendengar dan berbicara dengan efektif. Kita terkadang lebih banyak berbicara daripada mendengar, padahal mulut kita hanya satu dan telinga kita ada dua yang berarti kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Stephen Covey menekankan konsep kesalingtergantungan (interdependency) untuk menjelaskan hubungan antarmanusia. Unsur yang paling penting dalam komunikasi bukan sekadar pada apa yang kita tulis atau kita katakan, tetapi lebih pada karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Jika kata-kata atau pun tulisan kita dibangun dari teknik hubungan manusia yang dangkal (etika kepribadian), bukan dari diri kita yang paling dalam (etika karakter), maka orang lain akan melihat atau membaca sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari pondasi integritas pribadi yang kuat.
Selanjutnya Covey mengemukakan bahwa ada lima fondasi untuk mebangun komunikasi yang efektif, yaitu :
1. Berusaha benar-benar mengerti orang lain
2. Memenuhi komitmen atau janji adalah deposito besar; melanggar janji adalah penarikan yang besar
3. Menjelaskan harapan Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.
4. Meminta maaf tulus ketika Anda membuat penarikan
5. Memperlihatkan integritas pribadi.
Setelah kita memiliki 5 (lima) fondasi komunikasi efektif tersebut di atas selanjutnya kita juga harus memperhatikan yang oleh pakar ilmu komunikasi menyatakannya sebagai “hukum’. ”. Ada lima hukum komunikasi yang efektif yang terangkum dalam kata REACH:
Hukum 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektivitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan “Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai sebuah kebutuhan (bukan harapan atau keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus dipenuhi. Ini adalah sustu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap invidu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang terdapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
Hukum 2: Empathy
Empathy adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan dan mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti: “Seek First to Understand –understand then be understood to build the skills of empathetic listening that inspires openness and trust”, kata Covey. Inilah yang disebutnya dengan komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinerja dengan orang lain.
Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Olehkarena itu dalam ilmu pemasaran (marketing) memahami perilaku konsumen (consumer’s behavior) merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membentuk kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork. Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan , kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologi atau penolakan penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan berikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang posotif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengar saran, masukan, apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
Hukum 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
Hukum 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interprestasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi tingkat tinggi. Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan trasparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan akan menimbulkan sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
Hukum 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum yang pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian:
a. Sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude);
b. Sikap menghargai;
c. Mau mendengar dan menerima kritik;
d. Tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain;
e. Berani mengakui kesalahan;
f. Rela memaafkan;
g. Lemah lembut dan penuh pengendalian diri;
h. Mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan menguatkan.
Beberapa kiat sukses berkomunikasi:
1. Kenali dengan baik siapa lawan bicara kita.
2. Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar. Bersikaplah secara seimbang:
Berbicara dan mendengar sesuai kebutuhan. Ada nasihat menarik: “Diciptakannya dua telinga dan satu mulut pada diri kita adalah agar kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara”.
3. Jangan merasa (dan menampakkan) bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara kita.
4. Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri.
a. Apa saja kemampuan dan kelebihan yang Anda miliki.
b. Apa saja kelemahan dan kekurangan Anda yang Anda rasa cukup mengganggu komunikasi.
c. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi kekurangan diri Anda.
Pertanyaan: Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita secara apa adanya? Ada beberapa kiat lagi untuk bisa menerima diri sendiri apa adanya, dengan kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
• Hargai diri sendiri. Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain,karena setiap orang itu unik. Kita dan orang lain berbeda segalanya.
• Hargai upaya yang sudah kita lakukan.
Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat dan upaya yang telah kita lakukan.
• Tentukan tujuan hidup kita. Sebagai aktivis organisasi atau pemimpin suatu kelompok, tentukan tujuan aktivis Anda. Ingin menjadi pemimpin yang berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya.
• Berfikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain
Ini tidak berarti menganggap kesalahan-kesalahan yang pernag Anda lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang (tashawwur, persepsi) Anda tentang diri Anda. Misalnya, jangan pernah berfikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya memang begitu, dan lain-lain. Begitu juga dengan orang lain.
• Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan tugas sampai tujuan tercapai.
• Kendalikan perasaan
• Tidak mudah marah
• Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
• Tidak mudah terpengaruh keadaan sesaat
Jadi, pada prinsipnya sebuah network/networking akan terbangun dan berkembang dengan menerapkan prinsip-prinsip komunikasi yang efektif. Penerapan komunikasi yang efektif dan terabngunnya networking akan menciptakan pribadi yang kokoh dan siap untuk menyongsong globalisasi serta menciptakan peluang-peluang dibalik semua tantangan yang ada.
Pesona Wisata Pulau Siompu
Pulau Siompu merupakan salah satu pulau di Kab. Buton dan terletak di selatan Pulau Buton mempunyai pesona wisata bahari yang sangat potensial untuk dikembangkan, namun sayangnya sampai saat ini belum dikelola baik oleh Pemkab Buton maupun oleh warga lokal. Kurangnya promosi dan event-event skala regional dan nasional untuk memperkenalkan pesona wisata Pulau Siompu menyebabkan potensi wisata yang bisa menhasilkan sumber pendapatan baik bagi daerah maupun warga lokal tidak tereksploitasi. Padahal jika dikelola dengan baik Pulau Siompu mempunyai Pantai Tompao One yang berdekatan dengan Permandian Latamburu. Pantai Kula dengan Permandian Oeno Butu, Oe Wakole (Buata), Permandian Kampenalo, Pantai Napansangia, Pantai Lapara dan Banabungi, Permandian Togo di Kaimbulawa, serta sepanjang pesisir pulau Siompu menyimpan pesona yang indah untuk dinikmati.
Selain pesona pantainya Pulau Siompu juga mempunyai pesona terumbu karang yang endemik dan indah laksana taman laut yang akan memanjakan para penyelam untuk menikmatinya.
Selain pesona wisata bahari, Siompu juga mempunyai pesona Budaya yang memukau yaitu dengan adanya situs-situs budaya yang masih ada sampai sekarang yaitu: Benteng Nggulanggula, Benteng Tongali dan Benteng Molona. Adat istiadat yang masih terjaga merupakan pesona unik yang dapat dinikmati dengan adanya pesta adat tahunan yang pada perayaan puncak menampilkan tarian perang Tari Fomani (Mangaru) yang sudah go nasional dengan beberapa kali tampil di TMII, festifal Kraton Nusantara di Jogya, event-event tingkat propinsi mewakili kabupaten Buton dan lain-lain.
Cerita keindahan pesona Pulau Siompu tidak akan habis kami tuliskan melalui posting blogg ini, so jika anda penasaran silakan anda kunjungi PULAU SIOMPU.
Caranya : Dari Kota Bau-Bau, melalui Jembatan Batu setiap hari ada Speed Boat. Lama perjalanan 50 menit. Alternatif : Pelabuhan Topa Kel. Sulaa setiap saat kurang lebih 45 menit tentu saja semuanya dengan biaya yang bisa tejangkau.
Selain pesona pantainya Pulau Siompu juga mempunyai pesona terumbu karang yang endemik dan indah laksana taman laut yang akan memanjakan para penyelam untuk menikmatinya.
Selain pesona wisata bahari, Siompu juga mempunyai pesona Budaya yang memukau yaitu dengan adanya situs-situs budaya yang masih ada sampai sekarang yaitu: Benteng Nggulanggula, Benteng Tongali dan Benteng Molona. Adat istiadat yang masih terjaga merupakan pesona unik yang dapat dinikmati dengan adanya pesta adat tahunan yang pada perayaan puncak menampilkan tarian perang Tari Fomani (Mangaru) yang sudah go nasional dengan beberapa kali tampil di TMII, festifal Kraton Nusantara di Jogya, event-event tingkat propinsi mewakili kabupaten Buton dan lain-lain.
Cerita keindahan pesona Pulau Siompu tidak akan habis kami tuliskan melalui posting blogg ini, so jika anda penasaran silakan anda kunjungi PULAU SIOMPU.
Caranya : Dari Kota Bau-Bau, melalui Jembatan Batu setiap hari ada Speed Boat. Lama perjalanan 50 menit. Alternatif : Pelabuhan Topa Kel. Sulaa setiap saat kurang lebih 45 menit tentu saja semuanya dengan biaya yang bisa tejangkau.
Langganan:
Postingan (Atom)